Sumber : Majalah Ummi Online
--------
Oleh :
Ustadz Hasan Bisri, Lc: Indonesia
Makhluk ghaib telah terlalu lama dan terlalu sering disikapi secara
berlebihan oleh sebagian masyarakat Indonesia. Ada leluhur-leluhur yang
minta disajeni, ada barang sakti yang harus dirawat bak anak sendiri, ada
kyai-kyai yang mampu mengunci para hantu di dalam botol, hingga isu kolor
ijo yang mampu menebar teror penduduk berkampung-kampung.
Ustadz Hasan Bisri, Lc, sarjana ilmu syariah dari LIPIA yang juga merupakan
tim ruqyah dari Majalah Ghaib mencoba meluruskan beberapa penyimpangan
berkaitan dengan persoalan alam ghaib ini agar keimanan kita kepada yang
ghaib tidak terkotori dengan noda-noda syirik.
Apa itu makhluk ghaib?
Secara bahasa, makhluk ghaib adalah segala makhluk yang tidak bisa kita
lihat dengan panca indera kita, dengan mata kita. Secara syariat, yang
dimaksud ghaib itu adalah sesuatu yang ada di dalam Al Quran, maupun
Hadits, tetapi kita sebagai manusia tidak dapat melihatnya. Di antara yang
ghaib adalah surga, neraka, azab kubur, hari kiamat termasuk pula jin. Dan
untuk soal ini, kita harus percaya, kita harus mengimani, walaupun kita tidak
pernah melihat keberadaan makhluk itu.
Adapun kuntilanak, genderuwo, atau pocong, itu semua adalah penampakan-
penampakan dari setan, kalau memang benar itu ada. Dan itu pun bukan
berarti Allah menciptakan kuntilanak, tuyul, dan sebagainya. Semua itu
hanyalah jelmaan, penampakan yang dilakukan setan kepada manusia.
Apakah kehadiran makhluk ghaib bisa dideteksi?
Jin, setan, tidak bisa kita rasakan kehadirannya, karena memang tidak
dijelaskan oleh Allah, apakah mereka mempunyai bau yang khas ataupun
tanda-tanda seperti adanya hawa dingin atau hawa panas, misalnya.
Kehadiran mereka hanya bisa dilihat melalui perubahan dalam sikap atau
perilaku seseorang yang diganggu, yang tidak sewajarnya sebagai manusia
atau punya sifat-sifat buruk yang identik dengan sifat-sifat setan, seperti
suka marah, atau terlihat melakukan gerakan-gerakan diluar batas manusia.
Bila ini terlihat, kita katakan bahwa dia teridentifikasi terkena gangguan
setan. Tapi bukan berarti kita menjustifikasi atau memvonisnya terkena jin.
Bagaimana dengan orang yang mengaku melihat penampakan-penampakan?
Sebagai seorang mukmin, ketika berbicara soal keghaiban, terutama yang
berkaitan dengan kehidupan jin ini, kita tidak bisa memberi pernyataan
kecuali kalau memang hal itu dijelaskan dalam Al Quran dan Hadist. Dalam
surat Al-A'Raf ayat 27 dijelaskan bahwa kita tidak bisa melihat jin,
sementara mereka bisa melihat kita. Itulah kondisi normalnya.
Namun, jin diberi keistimewaan oleh Allah untuk bisa menampakkan diri
menyerupai apapun, kecuali menyerupai diri Rasulullah. Sekali lagi, ini bukan
berarti seseorang itu mampu melihat eksistensi jin, tetapi jin itulah yang
akan menampakkan diri. Dan itu beberapa kali terjadi pada jaman Rasulullah.
Tetapi kalau mereka tengah berada dalam wujud aslinya, kita sebagai
manusia tidak bisa melihat mereka.
Dalam hadist Riwayat Imam Muslim dijelaskan, sewaktu Rasulullah shalat,
ifri, dari golongan jin juga, menampakkan diri, menganggu shalat Rasulullah,
kemudian ditangkap oleh Rasulullah. Begitu juga, Abu Hurairah ketika
sedang menjaga harta zakat fitrah melihat sosok jin yang tengah
menampakkan diri dan mencuri harta zakat itu.Jin ini pun bisa ditangkap oleh Abu Hurairah.
Persoalannya, yang kita lihat di TV atau media elektronik, penggambaran
soal penampakan jin ini tidak sesuai dengan syariat Islam. Misalnya ada
adegan, ketika ada jin yang menampakkan diri kepada manusia, walaupun
mungkin itu rekayasa saja, atau mungkin juga beneran, lalu akan dilawan,
seakan-akan jin itu tidak tersentuh.
Ketika jin itu dilempar sesuatu, seperti melempar pada ruang hampa udara.
Padahal sebagaimana diriwayatkan dalam salah satu hadist ada seorang
pemuda yang bertemu ular, yang sesungguhnya adalah penampakkan
sesosok jin, kemudian ular itu dibunuh maka jin itu pun mati.
Dari sini kita mengambil kesimpulan, ketika jin menampakkan diri, misalnya
sebagai manusia, maka berlakulah hukum manusia. Kalau kita tembak ia
akan bisa mati, kita lempar akan kena, bukan tembus, seperti yang
digambarkan di media selama ini.
Menurut Imam Mutawali Sya'rowi, jin yang tengah menampakkan diri,
berada dalam kondisi lemah, ibarat ikan yang keluar dari air. Saat jin
menampakkan diri, ia tengah keluar dari komunitas aslinya yang tidak bisa
dilihat, maka posisinya lemah sekali. Karena itu mereka juga tidak akan
menampakkan dirinya terus menerus atau dalam waktu yang lama, dan bila
saat itu ada yang membunuh, dia akan mati.
Alasan jin menampakkan diri?
Dari kasus-kasus yang kita hadapi di lapangan, terhadap pasien yang
berkonsultasi sebelum kita terapi ruqyah di majalah Ghoib, kita bisa
menyimpulkan bahwa jin ketika menampakkan diri memang mempunyai misi
utama yaitu untuk menyesatkan kita.
Misal sering kita dengar, ketika ada orang yang meninggal secara tidak
wajar, hampir selalu diidentikkan akan ada penampakan, entah dikatakan
rohnya pulang, dan sebagainya. Padahal itu adalah penampakan yang
dilakukan oleh setan.
Bila kasus semacam itu terjadi, pihak keluarga si mayit mungkin melakukan
ritual yang menyimpang, datang ke kuburan, ngasih sesajen, memintanya
supaya tidak mengganggu keluarganya. Inilah misi jin atau setan yaitu
berusaha agar manusia mengambil sikap yang salah dalam menghadapi
fenomena penampakan.
Bagaimana dengan orang-orang yang mengaku punya kemampuan
bisa melihat jin?
Ada beberapa kemungkinan. Pertama, orang yang mengaku itu, berbohong,
sekedar mencari sensasi saja, padahal sesungguhnya dia tidak melihat.
Kedua, orang tersebut tengah berada dalam kondisi lemah, dalam artian
ketaatan dan imannya sedang berkurang. Jin ingin mempermainkan dia
dengan penampakan itu, agar orang yang tengah lemah iman ini salah dalam
bersikap.
Ketiga, yang dilihat itu sesungguhnya sekedar halusinasi saja. Orang yang
jiwanya tidak stabil, misalnya, mudah melihat sesuatu tidak seperti
hakekatnya. Melihat daun bergoyang saja, dikira orang melambai-lambai.
Keempat, orang tersebut memang mempunyai ilmu sihir, yang berarti dia
memang berkolaborasi dengan setan, dengan ritual-ritual yang menyimpang
dari syariat Islam, hingga bisa berkomunikasi atau melihat keberadaan setan.
(Kelima, ada saka atau dampingan- tambahan saya)
Banyak dari orang yang mengaku mampu melihat jin membawa simbol-
simbol Islam, seperti mengenakan sorban, membaca ayat-ayat, dan lain-
lain...
Di situlah kita sangat menyesalkan. Masyarakat masih sering tertipu dengan
penampilan seseorang, ataupun atribut yang dipakai oleh seseorang,
sehingga tidak melihat substansi apa yang dilakukan, sesuai syariah atau
tidak. Untuk bisa menilai apakah yang mereka lakukan itu sesuai syariah
atau tidak, lihat saja apakah ada tuntunan dari Al Quran dan hadits.
Rasulullah dalam hadits riwayat Imam Bukhari, dengan sederhana sekali
memberitahukan kepada kita tips untuk mengusir setan dari rumah, yaitu
dengan membaca surat Al Baqarah dari awal sampai akhir. Jadi, tidak ada
istilah dikejar, kemudian ditangkap, dan dimasukkan ke botol. Jadi, itu semua
adalah cara-cara perdukunan, meskipun yang melakukan itu berpenampilan
ustadz. (Tangkap masuk botol... saya sedut dengan izin ALLAH. saya lakukan, bukan untuk menganiya sekadar proses transit sebelum dihantar ke kawasan selamat)
Apa sebenarnya ilmu sihir itu?
Ibnu Qoyyim Al Jauziyah, mendefinisikan ilmu sihir sebagai ilmu yang
melibatkan kekuatan-kekuatan alam dan kekuatan makhluk halus, yaitu
setan, untuk mengelabui atau menipu seseorang.
Jadi kalau seseorang itu tersihir, dia melihat sesuatu tidak seperti
hakekatnya, atau merasakan sesuatu tidak seperti aslinya. Ketika Nabi Musa
berhadapan dengan tukang-tukang sihir Firaun, kemudian tukang sihir itu
melemparkan tali dan tongkat mereka, massa yang hadir melihat tali-tali dan
tongkat itu berubah menjadi ular, tapi bagi tukang-tukang sihir itu tetap
terlihat sebagai tali.
Makanya ketika Nabi Musa melemparkan tongkatnya dan berubah jadi ular
beneran, tukang-tukang sihir itu kaget, terperangah, dan langsung
mengimani apa yang dibawa oleh Nabi Musa, yaitu beriman kepada Allah.
Bagaimana hubungan yang terjadi antara manusia dan makhluk ghaib?
Sebetulnya kita diciptakan Allah di alam masing-masing. Kita mempunyai
alam sendiri, mereka mempunyai alam sendiri. Kita tidak ada urusan dengan
kehidupan mereka, karena memang kita tidak diperintahkan oleh Allah untuk
berinteraksi dengan mereka.
Sayang, banyak orang tertipu. Ketika berusaha interaksi dengan jin atau
setan, setan itu akan tampil sebagai sosok jin muslim, atau mengaku sebagai
kyai atau ustadz, padahal mereka itu setan, musuh kita. Mereka bisa saja
tampil sebagai sosok Syeh Abdul Qodir Djailani, atau bahkan sosok Jibril,
padahal bukan. Meski demikian, toh ada saja orang yang mau terpedaya dan
ingin menggunakan kekuatan jin dengan ilmu sihir.
Tapi perlu dicatat baik-baik, jin tidak pernah membantu manusia tanpa
kompensasi. Dan kompensasi yang paling diincar adalah aqidah atau
sejauhmana orang itu bisa dibawa pada syirik pada Allah, kafir pada Allah.
Dalam dunia perdukunan berlaku hukum, semakin kufur seorang dukun
kepada Allah, maka semakin kuatlah daya kekuatan perdukunannya itu.
Kenapa? karena akan semakin banyak setan yang membantunya.
Bagi manusia yang menjalin hubungan dengan makhluk ghaib ini, bagaimana
prosesnya?
Ada ritualnya. Tentu saja ritual menyimpang, entah itu memberikan sesajen,
menyembelih binatang tertentu sebagai tumbal, atau cara-cara lain seperti
melecehkan Al Quran. Misalnya saja, ada seorang dukun yang butuh bantuan,
dia diminta mengambil mushaf lalu dikencingi, atau membuang kotoran di
atas mushaf itu. Itu adalah kompensasi yang diminta oleh jin.
Ketika orang itu kufur kepada Allah, maka setanlah yang menjadi temannya.
Itu sudah dijelaskan oleh Allah dalam surat Az-Zukhruf ayat 36.
Akibatnya ketergantungannya kini tidak kepada Allah, tetapi kepada jin atau
setan. Dan inilah misi yang diemban oleh jin, berusaha menggelincirkan
manusia kepada kesyirikan, memalingkan manusia dari Allah SWT.
Kini kita lihat, banyak sekali cara-cara mendatangkan setan. Yang populer di
kalangan anak muda misalnya main jailangkung. Padahal, setan itu, tanpa
diundang, memang akan selalu hadir untuk menggoda kita. Apalagi kalau
diundang.
Apakah jin memang bisa dipelihara?
Bisa. Dan jin itu senang karena apa yang dia lakukan berarti membantu
manusia lupa dari Allah, serta menggelincirkan manusia dari tauhid,
sesuailah dengan misinya.
Sementara bagi manusia yang berkolaborasi dengan jin, ia merasa mendapat
keuntungan, karena jin memang mempunyai kelebihan yang tidak dimiliki
manusia, misalnya bisa bergerak cepat.
Bagaimana seharusnya kita menyikapi persoalan makhluk ghaib ini?
Sebagai mukmin kita harus mengikuti rambu-rambu yang diperintahkan oleh
Allah dalam Al Quran. Dalam surat Al-Baqarah ayat 1-5, Allah SWT
menjelaskan, termasuk ciri orang muttaqin adalah beriman pada alam ghaib.
Tapi kita tidak boleh berbicara atau mengulas apapun yang berkaitan dengan
alam ghaib ini, kecuali yang sesuai dengan Al Quran dan hadits.
Dalam surat Al-Jinn ayat 26-27, Allah menyatakan, yang mengetahui hal
yang ghaib hanyalah Allah dan Allah tidak menampakkan yang ghaib kepada
seorangpun, kecuali kepada RasulNya. Berarti, ada keghaiban yang memang
diberitahukan kepada RasulNya. Karena itu sejauh yang diberikan kepada
RasulNya, hanya itulah yang harus kita ambil. Kalau tidak ada dalam Al
Qur'an dan hadits, kita ucapkan wallahu a'lam.
Kalau ada orang yang terkena gangguan setan, bagaimana mengatasinya?
Ruqyah adalah cara yang telah dicontohkan Rasulullah untuk mengusir
gangguan setan pada diri seseorang. Perlu diketahui, gangguan setan tidak
hanya berwujud fisik, yang membuat orang menjadi seperti orang gila atau
stres. Tapi banyak juga dijumpai gangguan nonfisik dalam diri kita, seperti
muncul kesombongan, iri, dengki. Itu semua adalah penyakit-penyakit yang
dihembuskan setan kepada kita.
Di sini harus kita pahami bahwa gangguan itu tidak hanya soal fisik seperti
kesurupan. Termasuk gangguan setan juga adalah menghalangi seseorang
dari kemauan menutup aurat, atau tidak rajin shalat. Hanya saja kebanyakan
orang tidak merasa kalau diganggu.
Kursus Rawatan Islam - Perawat Mantap dan Hebat - Kuala Lumpur
-
Artikel ini memerlukan anda sedikit berfikir dan merenung atau bermuhasabah
diri. Diharap anda bersabar membacanya. Dan semoga Allah s.w.t memberikan
ke...
4 years ago
No comments:
Post a Comment